
Jakarta, CNN Indonesia — Laba bersih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk naik 69,5 persen secara tahunan menjadi Rp10,03 triliun pada kuartal I 2022. Kontribusi utama datang dari pendapatan bunga kredit mencapai Rp20,5 triliun dan pendapatan non bunga Rp8,6 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan kinerja positif laba ini berasal dari pemanfaatan digital di semua layanan keuangan kepada nasabah.
“Berbagai inisiatif digital memberikan dampak positif ke core business perseroan termasuk memperluas akses Bank Mandiri ke pasar serta ekosistem digital,” ungkap Darmawan di konferensi pers online, Rabu (27/4).
Lebih lanjut, pendapatan bunga kredit cukup besar karena kredit tumbuh 8,9 persen menjadi Rp1.072,85 triliun. Itu terdiri dari kredit korporasi Rp377 triliun, kredit komersial Rp173 triliun, kredit usaha kecil dan menengah Rp62 triliun, kredit mikro Rp137 triliun, kredit konsumer Rp94 triliun, dan sumbangan anak usaha Rp231 triliun.
Kendati kredit tumbuh tinggi, namun bank berlogo pita emas itu memastikan kualitasnya tetap terjaga. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang turun dari 2,81 persen ke 2,74 persen.
Selain karena kinerja kredit yang ‘tokcer’, bank BUMN itu juga berhasil mengurangi beban operasional demi menjaga laba.
Tercatat, beban operasional turun dari Rp14,53 triliun menjadi Rp12,01 triliun. Namun, bank meningkatkan cadangan mereka yakni dari Rp3,1 triliun menjadi Rp4 triliun.
Sementara untuk dana pihak ketiga (DPK) meningkat 7,4 persen menjadi Rp1.269 triliun. DPK utamanya berasal dari tabungan mencapai Rp500 triliun. Sisanya giro Rp392 triliun dan deposito Rp377 triliun.
Sejalan dengan kinerja laba yang baik, nilai aset perusahaan juga ikut tumbuh sekitar 9,5 persen menjadi Rp1.734,07 triliun. Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) bank ikut naik dari 4,73 persen menjadi 5,01 persen.
Bank Digital
Di sisi lain, Darmawan menjawab isu yang beredar di publik bahwa Bank Mandiri berencana mengakusisi bank kecil untuk disulap menjadi bank digital perusahaan. Terkait kabar ini, Darmawan membantah.
“Saat ini belum ada rencana aksi korporasi dalam bentuk akuisisi bank,” jawabnya.
Saat ini, sambungnya, perusahaan tengah fokus memperluas layanan digital kepada nasabah melalui aplikasi Livin dan Kopra. Selain itu, bank juga berencana menambah layanan melalui cabang digital (smart branch)
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar menambahkan perusahaan sudah melakukan uji coba pendirian tiga cabang digital, yaitu di Plaza Mandiri, Mal Kota Kasablanka, dan Mal Central Park.
“Ketiganya mendapat sambutan positif dari nasabah sehingga Bank Mandiri akan melanjutkan secara lebih luas dan tersebar di seluruh Indonesia secara bertahap,” tuturnya.
Kendati bakal menambah cabang digital, namun Alexandra memastikan perusahaan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Sebab, karyawan masih bisa berkontribusi ke perusahaan di bidang lain.
“Dalam hal ini, Bank Mandiri tidak melakukan lay off bagi pegawai karena pegawai akan di re-mapping sesuai dengan talent di masing-masing peran yang dibutuhkan,” pungkasnya.