
Jakarta, CNN Indonesia — Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.745 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (15/6) sore. Mata uang Garuda melemah 46 poin atau 0,31 persen dari sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.746 per dolar AS atau melemah dari Rp14.729 per dolar AS.
Di eksternal, mata uang asia terlihat bergerak bervariasi. Won Korea Selatan melemah 0,31 persen, yen Jepang menguat 0,53 persen, ringgit Malaysia menguat 0,03 persen, dolar Singapura menguat 0,21 persen
Kemudian, peso Filipina melemah 0,39 persen, rupee India melemah 0,06 persen, yuan China menguat 0,31 persen, dan baht Thailand terpantau minus 0,16 persen.
Lalu, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona hijau. Franc Swiss naik 0,29 persen, poundsterling Inggris menguat 0,6 persen, dolar Australia menguat 0,77 persen, dan euro Eropa menguat 0,66 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah melemah karena pasar khawatir The Fed akan menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin (bps) untuk menekan laju inflasi di AS.
“Dolar AS bertahan di dekat puncak 20 tahun semalam pada Rabu menjelang hasil pertemuan kebijakan The Fed di mana pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin yang terlalu besar karena pembuat kebijakan mencoba mengendalikan inflasi yang merajalela,” ungkap Ibrahim dalam risetnya.
Jika The Fed kembali menaikkan bunga acuan, maka dolar AS berpotensi semakin tinggi. Dengan demikian, mata uang lain akan tunduk terhadap mata uang Negeri Paman Sam.
“Dolar telah menguat dalam beberapa bulan terakhir berkat kenaikan suku bunga The Fed,” terang Ibrahim.
Ia memproyeksi rupiah masih bergerak di zona merah pada perdagangan besok. Menurut Ibrahim, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp14.420-Rp14.800 per dolar AS.
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220615154050-78-809366/rupiah-terjun-bebas-ke-rp14745-terparah-20-bulan-terakhir